welcome to my blog

Selasa, 26 April 2011

Bimbingan konseling

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)
Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku. 
Tujuan layanan bimbingan ialah agar siswa dapat :
  1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang.
  2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
  3. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya.
  4. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
  1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
  2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
  3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
  4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
  5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat.
  6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
  7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal. 





Perbedaan psikologi pendidikan dan sekolah
  • Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
  • Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
  • Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
  • Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Peran dan tugas psikologi pendidikan adalah memberi pengarahan kepada semua ruanng lingkup secara luas tidak hanya di lingjkungan sekolah.


Psikologi sekolah Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak.

peran dan tugas psikologi pendidikan

1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.



Selasa, 19 April 2011

PSIKOLOGI SEKOLAH

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
 Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :
* Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
 * Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
 * Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
 * Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
 * Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
 * Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
 Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
 * Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
 * Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
 * Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

Rabu, 13 April 2011

pelajar yang tidak biasa

pengertian pelajar yang tidak biasa

Pelajar yang tidak biasa (exceptional ) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.

Siapakah anak yang menderita ketidak mampuan itu?
Dahulu istilah “ketidakmampuan “ ( disability) dan cacat ( handicap) dapat dipakai bersama-sama , namun kini kedua istilah itu dibedakan.
Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang.
Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.


Ketidak mampuan dan gangguan dikelompok sebagai berikut : gangguan indra, ganguan fisik, retardasi mental, gangguan bicara, dan bahasa, gangguan belajar, attention defisit hyperactivity disorder , gangguan emosional dan prilaku.


Ganguan indra ganguan indra mencakup gangguan dan kerusakan penglihatan dan pendengaran. Gangguan fisik gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, seperti gangguan karena cideradi otak, dan gangguan kejang-kejang.banyak anak yang mengalami gangguan fisik ini membutuhkan pendidikan khusus, seperti transportasi, terapi fisik, pelayanan kesehatan sekolah, dan pelayanan psikologi khusus.


Retardasi mental retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan ( biasanaya nilai IQ-nya dibawah 70 ) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Gangguan bicara dan bahasa gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara ( seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan berbicara) dan problem bahasa ( seperti kesulitan menerima informasidan mengekspresikan bahasa).


Ketidakmampuan belajar ketidakmampuan belajar pada anak dapat dilihat dalam tiga hal : 1). anak mempunyai intelegensi normal atau diatas rata-rata.
2).kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau biasanya beberapa mata pelajaran.
3). Tidak memiliki problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental yang menyababkan kesulitan itu.


Attention defisit hyperactivity disorder ADHD adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain :
(1). Kurang perhatian. (2). hiperaktif,.
(3). Impulsif. Anak yang kurang perhatian sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas.

Anak hiperaktif menunjukkan levek aktivitas yang tinggi, hampir selalu bergerak. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.

Jumat, 08 April 2011

FENOMENA PENDIDIKAN

M. Fadly Sembiring (10-006)

 


pembahasan kali ini, kami akan mengungkap fenomena di Indonesia yang berkaitan dengan pendidikan. pendidikan di Indonesia pada awalnya didasari oleh pendidikan yang diterapkan dalam lingkungan keluarga. dimana keluarga mengajarkan moral yang nantinya akan diterapkan anak dan menjadi dasar kepribadiannya pada masa dewasa kelak.

keluarga memiliki peran penting dalam mendidik anaknya. bagaimanapun sifat seorang anak tentunya dapat dilihat dari prilaku keluarganya. keluarga berhak mengawasi apa saja yang boleh dilakukan si anak dan yang tidak boleh dilakukannya. biasanya keluarga selalu mengajarkan morl tersebut berdasarkan peraturan agamanya masing-masing.

begitu juga dengan pendidikan yang diberikan sekolah. pendidikan tersebut penting untuk meningkatkan moral anak atau perkembangan prilakunya di masyarakat kelak. peningkatan moral yang diberikan sekolah, nantinya akan diterapkan anak dalam lingkungannya yang pastinya juga akan dibantu pengaplikasiannya oleh orang tua. 
contohnya saja, apabila seorang anak diberikan pendidikan tentang tata krama yang umum seperti berdoa ketika ingin makan, menjenguk tetangga atau teman yang sakit, saling menghargai satu sama lain, tentunya saja hal ini akan aplikasikan di lingkungan sekitar rumah yang nantinya akan meningkat ke aspek yang lain.

lalu bagaimana dengan fenomena yang terjadi seperti yang kita lihat beberapa fenomena yang marak di negara kita. contohnya saja, pelecehan seksual yang sering dilakukan guru kepada anak muridnya. tentu saja dalam hal ini orangtua berperan penting untuk memulihkan keadaan sia anak. orang tua lebih ditekankan untuk senantiasa menjaga dan mengawasi sia anak agar tidak terpengaruh dan tidak terjerumus ke lubang yang salah.

dalam psikologi pendidikan, pendidikan yang paling banyak berperan penting dalam pembentukan moral anak  menurut kelompook kami adalah keluarga. keluarga yang pertamma kali menanamkan moral yang nantinya juga akan menjadi fondasi kepribadian anak. begitu juga dengan pendidikan yang diberikan oleh sekolah, pendidikan tersebut tidak akan berjalan apabila keluarga tidak berperan dalam pengaplikasiannya di kehidupan sehari-hari anak.

apabila lingkungan keluarga baik, maka baik juga anak tersebut. namun, apabila lingkungannya buruk, buruk jugalah anak tersebut walaupun sang anak telah mendapatkan pelajaran yang baik dari lngkungan sekolah.
sekian hasil diskusi kami, apabila terdapat kekurangan kami minta maaf yang sebesar-besarnya.

Reaksi: 

Rabu, 06 April 2011

 

 

 

Wabah Ulat Bulu Meluas Hingga Pasuruan dan Jombang

Metro Siang / Nusantara / Rabu, 6 April 2011 11:44 WIB

Metrotvnews.com, Surabaya: Wabah ulat bulu yang terjadi di Probolinggo saat ini sudah jauh berkurang, dan banyak ulat yang sudah berubah menjadi kepompong.

Penyemprotan insektisida yang dilakukan petugas Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo berhasil menekan populasi ulat bulu.

Namun warga masih khawatir karena ulat bulu yang telah menjadi kepompong akan berubah menjadi kupu-kupu yang akan segera bertelur, sehingga kembali menyebabkan wabah ulat bulu.

Selain itu wabah ulat bulu kini telah meluas hingga Pasuruan dan Jombang. Di Probolinggo sudah menyerang 46 desa di sembilan kecamatan. Sementara di Pasuruan, wabah ulat bulu terjadi di Desa Nguling.

Dinas Pertanian setempat mengaku dapat segera mengendalikan wabah itu, karena populasi ulat bulu di Desa Nguling jauh lebih sedikit dibandingkan di Probolinggo.

Sementara wabah ulat bulu di Kabupaten Jombang, menyerang pohon asam dekat perumahan warga di Jalan Kertajaya di Kecamatan Kota Jombang. Warga yang resah segera melakukan penanganan dengan alat seadanya.

Dosen Hama Penyakit dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Toto Himawan, berpendapat salah satu penyebab timbulnya wabah ulat bulu karena musim hujan yang lama. Itu menyebabkan ketidaseimbangkan ekosistem sehingga berkurangnya predator ulat bulu.(RIE)